Sunday, May 28, 2017

Kembali lagi

Wah, sudah lama sekali tidak posting di blog ini. Ngeblog kayanya bukan sesuatu yang hits lagi saat ini karena orang lebih suka main di medos. Selain itu, anak-anak sekarang sudah tidak suka lagi membaca tulisan-tulisan panjang. Mereka lebih suka membaca tulisan singkat seperti status di twitter, facebook atau LINE. Kata orang pinter, sekarang ini kita berhadapan dengan generasi instan. Entah benar entah tidak.

Tuesday, July 08, 2014

Bunga Ulang tahun Ibu ke 35

Di hari ulang tahun saya yang ke 35, banyak puji syukur saya panjatkan pada Ida Sang Hyang Widhi. Terimakasih atas anugerah kesehatan sehingga bisa mendampingi ayah dan Lita hingga sekarang. terimakasih atas anugerah orang tua, mertua dan keluarga yang sangat support keluarga kecil kami. Terimakasih atas petunjukNya yang selalu saya mohon dalam setiap doa saya sehingga banyak pelajaran dalam hidup saya yang dapat dimaknai dan memantapkan segala langkah saya. Di hari ini pula, langkah awal ini saya putuskan. Semoga keputusan sadar saya ini membawa berkah kebaikan untuk keluarga kecil kami.


Bunga adalah simbol cinta kasih yang tak pernah ayah lupa persembahkan untuk ibu. Sungguh indah dan dalam maknanya, ketika ayah begitu sibuk dengan kegiatan di kampus, masih meluangkan waktu untuk makan malam merayakan dengan sederhana dan tak lupa bunga kasih kami.


"Dear Ibu, Selamat ulang tahun ya :) Terimakasih telah mendampingi ayah sejauh ini. Bersiaplah perjalanan kita tak kan berujung panjang tapi akan menyenangkan :)"

Dalam doa saya, Tuhan mohon beri hamba waktu untuk bisa mengabdi dengan tulus pada suami hamba dan mengasuh dengan baik anak titipan dariMu yang luar biasa, Lita. Amin.
Om avignam Astu Namo Sidham....

Saturday, August 03, 2013

Menyiasati LDR

Tidak mudah menjaga keakraban dan terutama kehangatan keluarga ketika berjauhan. Sudah lebih dari setengah tahu kami hidup berpisah, saya dan Asti di Sydney dan Lita di Jogja bersama mbahnya. Kalau boleh memilih dengan bebas, tentu kami tidak ingin hal seperti itu terjadi. Apa daya, saat ini rasanya ini yang terbaik. Entahlah, semoga memang demikian adanya.

Selama berpisah ini, komunikasi kami terjadi dengan bantuan teknologi informasi. Untung ada Skype, saya dan Asti bisa ngobrol sama Lita setiap hari. Meski teknologi memungkinkan, tidak selalu mudah menciptakan suasana agar percakapan bisa terjadi dengan hangat. Tidak mudah mengajak Lita untuk bisa bercakap-cakap dengan kami dalam waktu lama karena memang tidak banyak topik yang bisa menarik perhatiannya. 

Sunday, June 30, 2013

Reuni singkat Ayah dan Lita di Bali

Tanggal 30 Juni saya sempat bertemu Lita sejenak, setelah berpisah selama kurang lebih tiga bulan. Saya mampir ke Indonesia dalam kunjungan ke Kuala Lumpur dan Singapura untuk berpartisipasi dalam konferensi dan diskusi meja bundar. Saya hanya punya waktu dua hari untuk mampir ke Indonesia dalam perjalanan ke Sydney dan itupun hanya  ke Bali. 

Demi bisa bertemu, kami atur sedemikian rupa sehingga Asti sudah ada di Bali tanggal 30 Juni. Lita terbang sendiri ke Bali dari Jogja naik Garuda dan akhirnya kami bisa bertemu sore hari tanggal 30 Juni. Lita menjemput saya di Bandara bersama Ninik, Pekak, Om Upik (adik saya) dan Bu Iluh (kakak saya). Pertemuan itu tentu saja menyenangkan. Meski demikian, toh saya tetap harus berbagi waktu dengan teman-teman lain. Dari bandara kami meluncur ke kopi kultur di Sunset Road untuk berbagi bersama Akademi Berbagi Bali dengan topik "public speaking".

Malam itu saya dan Lita menghabiskan waktu berdua menyusun lego, hadiah dari Asti untuk Lita. Lego itu berbentuk rumah untuk Barbie yang ternyata pembuatannya tidak mudah. Kami menghabiskan waktu hingga jam 1 subuh untuk bisa hampir menyelesaikan lego itu. Yang jelas kami sangat menikmatinya. Ini video singkat reuni itu, terutama saat kami menyelesaikan lego Barbie itu. Sangat menyenangkan.


Monday, February 18, 2013

Camping di dunia maya

Hari-hari terlewati dengan keterpisahan dengan Lita. Ayah dan Ibu di Sydney, Lita masih tetap di Jogja. Interaksi dilakukan dengan Skype dan alan komunikasi lainnya. Malam ini, Lita punya ide yang brilian, kami melakukan camping bersama. Lita membuat tenda camping dengan menggunakan selimutnya dengan cara menutupi komputer yang digunakan untuk chating. Akibatnya, kami yang di Sydney melihat Lita terkurung dalam selimut yang menaunginya, seperti tenda. Untuk menimbulkan efek camping yang sama, kami di Sydney diminta masuk ke dalam selimut juga. Akhirnya iPad dibawa masuk ke dalam selimut dan jadilah kami ngobrol seperti halnya bersama-sama ada di dalam tenda. Seru sekali dan Lita sangat menikmatinya. Obrolan jadi panjang dan beraneka temanya. Meskipun gerah karena musim panas di Sydney, kami sangat menikmati camping di dunia maya itu. Ini beberapa foto yang berhasil diabadikan :)

Lita dann ayah saat merencanakan camping di dunia maya

Sudah mulai camping, semuanya di bawah selimut

Salah satu pose saat camping

Dengan camping seperti ini, Lita menjadi tambah semangat untuk berkomunikasi. Tadi malam, misalnya, kami camping lagi sambil belajar perkalian. Sepertinya Lita lebih mudah diajak belajar sambil bermain seperti ini. Katanya, pernah suatu hari belajar Bahasa Indonesia sambil nonton TV dan nilainya bisa 100. Demikian cara Lita menjustifikasi bahwa belajar sambil bermain itu hasilnya bisa bagus. Begitulah Lita yang kreatif :)


Saturday, January 26, 2013

Lita belajar matematika jarak jauh

Sejak Asti tinggal di Sydney, saya juga bergabung tinggal di Sydney. Sejak itu pula komposisi komunikasi berubah. Yang biasanya 1 di Wollongong dan 2 di Jogja, kini menjadi 2 di Sydney dan 1 di Jogja. Hari ini Lita belajar perkalian dipandu Ayah Ibunya yang ada di Sydney. Berikut video yang direkam dari hasil komunikasi Skype.


Thursday, January 17, 2013

Asti, selamat datang di Sydney

Tanggal 17 Januari 2013 adalah hari yang penting karena Asti memulai hidup baru di Sydney sebagai mahasiswa S2 di UNSW. Asti dapat beasiswa ADS untuk melajutkan master di bidang public health untuk periode 1 tahun ke depan. Kedatanyan Asti ke Sydney kali ini berbeda, meskipun sudah datang ke kota ini sembilan tahun lalu. Kali ini berbeda karena datang sebagai mahasiswa, bukan dependent seperti dulu.



Hari-hari pertama dilewati dengan bernostalgia mengunjungi tempat-tempat yang sering didatangi dulu. Hari pertama mengunjungi Darling Harbour di malam hari lalu meluncur ke Wollongong esok harinya dengan naik kereka antar kota. Sydney, bagi Asti, mungkin masih seperti dulu tetapi status sebagai mahasiswa sekarang tentu menimbulkan ketegangan tersendiri. Selamat datang Asti, selamat berjuang.