Mungkin ada satu atau dua orang kawan yang pernah berkunjung ke blog ini dan kecewa karena sangat amat jarang di-update. Alasan klasik, tidak sempat. Ya kata-katan ini memang sangat menakjubkan, sederhana tetapi efektif untuk dijadikan alasan.
Belakangan ini hidup kami memang sedikit berubah. Tidak sedikit, banyak bahkan. Asti diterima bekerja di WHO Indonesia sejak Desember tahun lalu, sementara saya sendiri masih di UGM, cukup asik dengan aktivitas mengajar [terutama mengajar mahasiswi :)] dan riset-riset kecil di kampus. Yang menarik di bahas adalah, kami sekarang statusnya terpisah. Asti dan Lita di Jakarta, tinggal di Bekasi dengan Mbak Komang sekeluarga, sementara saya sendiri di Jogja, ditemani ibu mertua yang setiap pagi selalu membuatkan teh atau susu panas. What a life.
Hidup berpisah tentu saja tidak diidam-idamkan keluarga manapun. Hidup bersama, dalam banyak hal, pasti lebih baik. Apa daya, kami ternyata tidak memiliki banyak pilihan, dan berpisah [untuk sementara] adalah jalan yang ternyata harus ditempuh. Kini sudah hampir dua bulan kita berjauhan.
Lita yang tinggal dengan Ibu dan sepupunya di Bekasi mengalami perkembangan yang pesat. Kosakatanya bertambah dengan drastis dan daya survivalnya juga terasah dengan sangat baik. Maklum, hidup dengan dua anak kecil lainnya membuat dunia serasa berbeda bagi Lita. Ada perebutan kekuasaan, ada aktivitas mempertahankan hak milik dan sebagainya. Ada juga kekerasan kecil versi anak kecil yang akhirnya Lita harus terbiasa dan beradaptasi dengan semuanya. Singkat kata, Lita tumbuh menjadi anak yang lebih tangguh. Postitifnya, Lita sekrang jauh lebih bisa berbagi dengan saudaranya. Lita mulai mengerti arti milik bersama. Semoga situasi ini memang positif untuk Lita ke depan. Oh ya, Lita bahkan sudah bisa bilang "Suastiastu"
Selama berpisah, saya memiliki kewajiban baru: Menunaikan kewajiban cinta setiap mingga atau dua minggu sekali. Berat di ongkos, pasti. Tetapi astungkara, semua terlewati dengan baik. Ada kekuatan dan kekuasaan cinta yang bahkan menggilas kebenaran-kebenaran logika. Seorang dosen golongan IIIA yang belum asisten ahli, ternyata juga bisa melakukan perjalanan ke Jakarta minimal 2 minggu sekali. Isn't fantastic? Jangan khawatir, tidak ada korupsi di sini :)
Perkembangan selanjutnya, Ninik (Ibu) [ingat, bedakan ibu dengan meme'] sempat harus didatangkan ke Bekasi untuk membantu momong Lita. Sementara Meme' di rumah mengurus rumah tangga, bisnis, adat, "tua" dan tentu saja anak tirinya Komang :). Sementara itu Ibu memiliki kewajiban mengasuh cucu tirinya di Bekasi :) [ini adalah cerita lain lagi]. Ibu tentu saja sebagai baby sitter sementara saja di Bekasi. Kalau sudah ada yang menggantikan, Ibu sebaiknya pulang ke Bali karena beliau lebih dibutuhkan di sana.
Situasi terkini:
Seorang "nyama" dari Piling Tabanan, bersedia membantu momong Lita dan sejak 10 Februari, Kadek (begitu namanya) telah resmi menjadi baby sitter Lita di Bekasi. Tentunya Kadek tidak hanya untuk Lita tetapi juga Nanda dan Gita, dua saudara serumah Lita :)
Begitulah, hidup berlalu dengan sangat cepat dan perubahan terjadi dalam hitungan detik. Banyak hal telah terjadi dan semoga cerita singkat ini bisa mewakili keterputusan cerita yang telah terjadi selama ini.
Inilah beberapa foto terbaru Lita. Lita sekarang sudah besar dan semakin cantik.
No comments:
Post a Comment