Monday, December 15, 2008

Chrismas Party

Christmas party yang diadakan di sekolah Lita lumayan ramai. Banyak juga orang tua yg hadir dengan membawa sepiring makanan untuk berbagi saat makan siang. Kebetulan ayah bisa datang walaupun sempet datang terlambat dan kembali ke kampus lebih dulu. Acara diawali dengan game: music dan presents... semua anak akhirnya kebagian candy dan crayon. Lalu Santa datang membawa presents utk masing-masing anak. Lita senang sekali mendapat buku puzel (kaya punya nina).... :)
Lita bersama Santa dan hadiahnya.....
Ayah datang tepat pada waktunya, Lita pun nampak semakin happy.....
Setelah makan siang, dilanjutkan bermain sejenak di playground
Kemudian animal farm time.....
Kasih makan kambing ama ayah... Lita ketawa geli sambil bilang: It's tikling my hand ayah"...
Kasih minum angsa sambil dielus-elus...
Pegang anak ayam bersama Blake...
Pegang Kelinci bersama ibu....

Saturday, November 15, 2008

Bold Hill dan Helensbergh Temple

Weekend pertama setelah punya mobil (second) baru... dan kami juluki "si purple", kami jalan-jalan ke Bold Hill, Helensburgh Temple dan .... Bridge. Yang ikut konvoi kali ini: Keluarga Krisna, Nanda, Keluarga Arsana, Mbak Alit dan Anik. Bold Hill adalah tempat yg digunakan masyarakat untuk berolahraga Gantole. Tempatnya cantik dan lumayan rame walaupun agak panas.
Tempat berikutnya yg dikunjungi adalah Pura di Helensburgh. Pura ini bergaya India, tapi tetep bisa kok sembahyang dengan cara kita... Lita sempet dapat lungsuran pisang dan apel.
Sambil menuju pulang kami sempet melakukan pemberhentian di .... Bridge. Jembatan ini berada di atas pinggiran pantai dibangun karena dulu sering terjadi tanah longsor.

Scooter Lita

Scooter Thomas adalah hadiah ultah Lita yg ke 3 dari ayah dan ibu. Belajar scooter di jalan samping rumah lumayan efektif karena jalanan agak menurun. Tapi klo diliat dari frekuensi dia maen scooter bisa dibilang Lita kurang antusias. Mungkin seiring waktu, Lita akan menyukainya.

Zaki Dinner

Zaki adalah teman ayah dari Malaysia yg mendapat beasiswa dari negaranya utk melanjutkan pendidikan S3nya di ANCORS Uni of Wollongong. Kali ini Zaki mengundang teman2 ANCORS untuk makan malam lebaran di rumahnya.
Ayah menyempatkan membuat sate lilit andalannya yg juga jadi kesukaan teman2nya. Sementara Zaki jago dalam membuat pizza.

Teman-teman ayah yg hadir:
Pak Kresno, Mary-An, Adam dan pasangannya, Ben dan pasangannya,...................

Senang bisa ngobrol bersama dan tentu saja Lita menjadi salah satu object obrolan yg cukup menarik :)

Thursday, October 30, 2008

Opera house

Rumah kami dikunjungi teman ayah UN fellowship di Melbourne : Brisley.... Brisley main ke canberra dilanjutkan Wollongong dan berakhir di sydney. Kami sambut dengan makan malam seadanya dan ngobrol ngalor ngidul.
Sebagai tuan rumah yg baik, sabtu pagi kami antar Brisley ke sydney menuju Newton tempatnya menginap dan langsung ke Opera house. Ini pertama kalinya Lita ke opera house setelah 5 bulan di Australi. Terakhir ke opera house sewaktu Lita masih umur 6 bulan, jalan2 bersama keluarga Wulan dan keluarga Bli Ode.Lita ama ibu berfoto bareng manusia patung di circular quay....
arbour Bridge nun jauh disana

Opera House dari berbagai sudut....

Wednesday, October 22, 2008

Foto bersama di sekolah

Setelah hampir 5 bulan Lita masuk child care, bahasa Inggrisnya sudah mulai bagus, Lita pun sudah hafal nama teman2 dan gurunya. Lita pun sudah punya teman favorite: Jordan dan Laila, juga guru favorite: miss Tara. Berikut school photo 2008- nya:

Senyumnya nampak terpaksa, tapi tetep cantik... anak siapa dulu dong ah....

Foto bersama grup hari Selasa... Litapun sudah bisa menyebut nama teman2nya

Lunchbox menu buat Lita dan ayah

Menyiapkan makan siang adalah salah satu rutinitas ibu setiap harinya. Lunch box buat Lita juga buat ayah. Kadang ibu pusing tujuh keliling klo liat Lita gak habiskan makan siangnya. Ternyata diperlukan trik2 khusus untuk membuat Lita mau menghabiskan makan siangnya di sekolah. Berikut trik2nya yg ibu ambil dari beberapa sumber:
1. Sediakan min 2 variasi lunch boxnya agar tidak bosan
2. Pilih menu yang tidak membuatnya repot waktu makan
3. Usahakan menu yang sehat (bukan makanan instant) yang mengandung: Karbohidrat (bisa nasi, mie, pasta, roti tawar, jagung, dll), Protein (bisa telur, daging, tahu/tempe,dll), Vit min banyak dari sayuran (wortel, brokoli, bayam, dll) dan buah (bisa buah segar atau minuman juice) serta susu (bisa diganti keju atau yogurt). Dapat juga dilengkapi snack (seperti biskuit, sultana, jelly dll)
4. Ajak dia menyiapkan lunch boxnya sendiri
5. Ibu harus kreatif dengan menu dan bentuk yg lucu2

Seperti kata ayah, "ternyata menjadi ibu tuh tetep diperlukan otak untuk menjadi kreatif dan inovatif"... Ibu pun akan berusaha belajar terutama dari blog ibu2 di internet.

Teddy bear (nasi), tuna crumb (bebek dan babi), rumput (sosis rebus)
liat resepnya di sini
Klo ini sushi buat ayah secara beliau suka... isi Tuna mayonaise, resepnya di sini

Tuesday, October 07, 2008

Long weekend di Gong

Long weekend kali ini dihabiskan di WOllongong... Pasukan Sydney diwakili oleh tempek Marsfield dan diperkuat dengan adanya 2 bidadara: Nanda dan Komang, sementara tuan rumah diperkuat oleh hadirnya 2 bidadari: mb Alit dan Anik.

Hari pertama dilalui dengan menu sate lilit, lawar nangka, ayam sisit dan sate babi serta dilengkapi dengan puding dan rujak apel. Hari kedua ternyata masih hujan dan kelam, sehingga kita putuskan masak2 dirumah... dengan menu breakfast: telur FUYUNGHAY dan pisang goreng yg ditemani teh hangat. Sementara menu lunch: MI TITI dan kolak pisang. Bosan dengan masak, akhirnya menu dinner kita: Domino Pizza.

Semua sibuk di dapur
Makan bersama lesehan
Makan jagung rebus terenak sedunia

Hari terakhir kami jalan2 ke Berry Country dan Kiama secara cuaca cerah. Tempek Fairy Meadow berlaku sebagai Tour Guide. Sayangnya 3 anggota kita berkurang kr janji kegiatan lain. Berikut foto2 yg sempet kita abadikan.

Lita duduk didepan toko barang antik
Pose di Kiama
Face painting: pink cat (Lita) and Pink butterfly (Nina)

Friday, October 03, 2008

What do you like colour?

Meskipun sudah sekitar 3 bulan sekolah, Lita masih menggunakan Bahasa Indonesia di rumah. Ini tentu saja karena ayah ibunya selalu berbahasa Indonesia dengannya di rumah. Alasan pertama tentunya untuk menjaga kemampuan Bahasa Indonesia Lita, sedangkan alasan kedua adalah karena tidak ingin Lita belaja Bahasa Inggris yang salah, terutama grammar dan pronunciation. Sebagus-bagusnya Bahasa Inggris kami, tetap saja bukan native. Jadi ingat seorang kawan lain yang selalu berbahasa Inggris dengan anaknya di rumah dan sekali waktu berteriak "What are you want?" berabe deh :)

Lita akan muncul Bahasa Inggrisnya dengan spontan kalau sedang panik. Misalnya suatu saat waktu jalan ke stasiun kereta di Wollongong, Lita, seperti biasa, tidak berhenti ngoceh bertanya. "Kok relnya di bawah yah? Kok relnya kosong, tidak ada keretanya" Saya pun menjelaskan satu-satu dengan sabar karena Lita tidak akan berhenti sampai mendapat penjelasan yang masuk akalnya. Dia akan bertanya lagi di tengah penjelasan saya dan umumnya dimulai dengan "kok." Saat sibuk menjelakan tiba-tiba dia berteriak "my hat my hat, it falls down!" Kalau lagi panik, Bahasa Inggrisnya otomatis keluar.

Hal lain yang juga menarik adalah kesalahan grammar. Walaupun diajari sama bule, Lita masih salah juga soal grammar. Lita memang paling getol soal warna. Kalau sedang memberi pilihan untuk ayah ibunya, Lita akan tanya "What do you like colour? Dia salah menempatkan kata colour. Kesalahan ini terutama terjadi di awal-awal. Kesalahan serupa juga terjadi pada obyek lain. Misalnya dia akan tanya "What do you want animal?" Maksudnya adalah "What animal do you want" Ini dia tanyakan dalam permainan nempel sticker yang berupa gambar-gambar binatang. Tapi setelah diajari beberapa kali akhirnya Lita bisa juga. Kalau saya goda dengan bilang "What do you like colour?" dia akan membetulkan "What colour do you like?"

Begitulah Lita, ada saja perkembangannya. 

Wednesday, October 01, 2008

Lita belajar baca

Bagian dari ritual malam Lita setelah gosok gigi, salah satunya adalah belajar membaca. Kali ini ibu sedang giat-giatnya mengajari Lita mencocokkan (matching) gambar dan huruf. Lita mengalami kemajuan, walaupun kadang masih salah. Kesalahan umumnya terjadi karena Lita tidak memperhatikan atau karena memang sengaja 'ngeles', seperti biasa :)

Pada video di bawah ini Lita diminta mencocokkan huruf (nama) dengan gambar yang disediakan.


Setelah itu, aturan main dibalik, Lita diminta mencocokkan gambar dengan huruf (nama) yang sudah disediakan.

Saturday, September 27, 2008

Resep Sate Lilit

Sudah lama resep sate lilit ini menjadi rahasia saya bersama kalangan terbatas di Sydney dan Wollongong. Kini saatnya, karena ada indikasi sudah banyak juga yang nyuri-nyuri resep :), untuk mengumumkan kepada publik resep sate lilit. Seperti kata Kungfu Panda, no secret at all karena rahasia itu kini diungkap.

Bahan:
  1. 0,5 km daging ayam cincang (minch)
  2. gula merah kira2 100 gr
  3. kelapa parut segenggam standar
  4. santan 100 ml
  5. tusuk sate. Bisa juga gunakan sumpit yang sekali pakai. Kalau tidak ada sumpit gunakan tusuk sate yang biasa dipakai untuk tusuk sate ayam madura.
Bumbu:
  1. Bumbu Soto Ayam merek Bamboe (ini rahasianya)
  2. ketumbar bukum bubuk satu sendok teh
  3. daun jeruk 5 lembar
  4. terasi kira 1 cm kubik
Cara Membuat
Iris gula merah, iris halus daun jeruk, kemudian campur dengan santan, kelapa parut, ketumbar, bumbu soto ayam, dan terasi yang sudah digoreng. Masukkan terasi dengan minyaknya, gunakan minyak kira2 2 sendok makan. Kesemuanya dicampur dengan tangan hingga tercampur sempurna. Setelah itu masukkan ayam cincang dan aduk hingga merata dan menjadi adonan kental (tidak cair) sehingga bisa dililit.

Perhatikan cara melilit sate di video di bawah ini.



Setelah sate dililit, lakukan pemanggangan. Kalau punya electroic griller tentu lebih baik. Kalau tidak punya, gunakan panggangan sate manual yang biasa digunakan untuk BBQ. Lihat sate yang dipanggang di griller elektronik pada gambar berikut:

Thursday, September 25, 2008

Ritual malam

Sejak tinggal di Wollongong, kami mencoba mendisiplinkan Lita (dan juga orang tuanya sih yang penting) dengan jadwal sehari-hari. Ritual malam adalah yang selama ini paling rutin dilakukan.

Karena Lita harus sekolah pagi, sebaiknya tidur juga cepat. Tapi kenyataannya masih belum pernah bisa sebelum jam 9 malam. Ini kesalahan ayah ibunya juga sih yang kebiasaan tidur malam. Ayahnya, terutama he he.

Saat waktunya tidur, kami bertiga gosok gigi. Lita sudah bisa gosok gigi sendiri walaupun kadang masih belepotan :) Adegan ngajak sikat gigi ini hampir pasti didahului dengan drama-drama merayu dan bahkan sedikit memaksa. Berbagai hal dijanjikan atau bila perlu ancaman kecilpun disampaikan :) Tapi umumnya sih Lita mau sikat gigi. Trik yang paling sering dipakai Ibu adalah "Ibu aja yang digosokin giginya sama Ayah" yang spontan membuat Lita terika "nggak, Lita aja!" Mulailah kami berhamburan ke kamar mandi.

Setelah sikat gigi, Lita juga susah diajak berhenti (iki bocah piye sih, diajak mulai susah, eh giliran disudahi, sulit juga). Ada saja yang dilakukannya dan terutama alasannya yang selalu 'masuk akalnya'. Lita mau bersihin wastafel dulu lah, Lita mau cuci botol sabunnya dulu, Lita mau ini dan itu dan sebagainya. Setelah dirayu, bisa juga sih. Kalau nggak berhasil dirayu ya lampu kamar mandi dimatikan. Biasanya sih Lita langsung mau.

Sekarang waktunya sembahyang. Lita belum hafal Trisandya tapi sudah mau duduk tenang mendengarkan dan mengikuti ayah dan ibunya Trisandya. Kadang-kadang Lita diminta memimpin sembahyang supaya terlibat. Menariknya, Lita tahu kalau sudah Om Shanti Shanti Shanti Om artinya selesai. Makanya waktu ayahnya merenung meditasi, Lita kadang berbisik, "Om Shanti Shanti yuk Yah". Artinya dia sudah tidak sabar segera berguling-guling di tempat tidur he he.

Apa Lita langsung tidur? Jangan harap. Kalau tidak main puzzle dulu, ngisi buku stickers. Kalau nggak, baca buku dulu atau paling tidak ayahnya harus cerita. Ceritanya macam ragam. Mulai dari cerita Siap Selem khas Bali atau I Gobrag, si katak buduk hingga Petter Rabit yang kebarat-baratan. Manik Angkeran juga kadang diceritakan sama ayah. 

Begitulah Lita, tumbuh makin besar, makin kritis. Selamat tidur Lita.  

Friday, September 12, 2008

Litamorfosis

Judul posting ini mungkin mengingatkan pelajaran biologi di kelas 1 SMP atau IPA kelas 5 SD tentang metamorfosis. Ide posting ini sama dengan itu yaitu terkait perubahan Lita dari lahir hingga umur 3 tahun. Ya, Lita merayakan ulang tahun yang ke-3 hari ini. Tiga tahun yang lalu, Lita lahir di RHW Sydney, NSW, Australia. Sepertinya baru kemaren sore hal itu terjadi.

Sekedar untuk bernostaligia, mari mengingat-ingat apa yang terjadi saat itu :) Pekak, Ninik, Kakung dan Mbah Putri datang dari Indonesia menyambut kedatangan Lita di dunia. Coba lihat kegiatan mereka di Sydney tiga tahun lalu. Tiga bulan pertama Lita adalah masa-masa yang menantang. Kami, orang tua baru, yang belum pengalaman, keluarga yang jauh di tanah air dan ayah yang sedang sibuh menulis tesis membuat perjuangan itu terasa sempurna kesulitannya :) Tapi dengan kegigihan dan kesabaran Ibu, akhirnya semua berhasil kita lewati.

Kini Lita tumbuh menjadi gadis kecil yang cantik dan pintar [kalau bukan orang tuanya, siapa lagi yang harus memuji]. Kalau mau lihat perkembangan Lita, terutama secara fisik, coba perhatikan foto di bawah ini. Yang kiri adalah Lita berumur 1 bulan dan kanan adalah Lita saat ini. Jauh sekali bedanya kan? :) Kalau ingin melihat perkembangan Lita dari awal sampai akhir termasuk imunisasinya, perkembangan mentalnya, segala yang pertama, berat badan dll. Silahkan lihat LITAMORFOSIS.


 -------------------> 


Ini beberapa foto waktu Lita ulang tahun:

Lita cantik dengan baju baru hadiah dari Tante Dede, Om Krishna dan Alycia.

Entah [guyon] apa yang sedang terjadi Ayah sama Ibu tertawa lepas :)

Lita meniup Lilin, balapan sama Nina :)

Saturday, September 06, 2008

Lita ngeles :)

Perkembangan mental Lita yang paling nampak belakangan ini adalah kesenangannya berargumentasi atau dengan kata lain 'ngeles'. Selalu saja dia punya jawaban atau alasan kalau disuruh atau dilarang melakukan sesuatu.

Alasan yang paling sering dikemukakan pasti berpola "nggak, Lita cuma *** aja kok." Misalnya kalau dilarang nonton TV dekat-dekat, dia akan segera menggosok TV dan bilang "nggak kok, Lita cuma mau elus-elus TV aja" dan akhirnya mundur. Kalau diajak sikat gigi sama Ibu dan dia tidak mau, dia akan bilang "Lita mau sama ayah aja. Lita kangen sama ayah" padahal intinya dia ingin menunda sikat gigi :)) Kalau disuruh melakukan sesuatu dan dia tidak semangat, biasanya dia bilang "sudah kok" dan jika ditanya "kapan" dia pasti bilang "dua hari" :)) Kalau dia sedang akan melakukan sesuatu, misalnya mengganggu makanan atau lainnya dan dilarang, dia akan bilang "Nggak kok, Lita pula-pula aja" (maksudnya pura-pura). Begitulah, Lita sarat dengan argumenasi ala anak kecil.

Yang paling menggelikan. Pernah suatu saat Lita harus dilarang makan lolipop selama sekian lama karena sakit. Sementara itu di rumah ada sebungkus loli. Dia memagangnya dan begitu dikasih tahu dia menjawab "Nggak kok, Lita cuma pegang aja!" Saat menonton TV sambil megang bungkus loli, tangannya meniru gerakan gunting menggunting ujung kantong loli dan teriak kecil "cutting cutting cutting cutting" sambil melirik ayanya dengan senyum dikulum. Saya tahu ini maksudnya dia ingin membuka loli. Begitu dipelototi, dia bilang "Nggak kok, kan cuma pula-pula aja". Sejurus kemudian, ketika ayah ibunya sedikit lengah dia mengambil gunting. Begitu diteriaki "Lita, ingat lo janjinya!" Dia bilang "Nggak kok, kan Lita cuma pegang aja guntingnya" demikian seterusnya dia tidak berhenti hingga benar-benar sampai pada titik kritis dan terpaksa harus dihentikan dengan sedikit paksaan :))

Di kesempatan lain, Lita sudah boleh makan loli tetapi hanya satu setiap harinya. Ini tentu saja berlaku selama ibu ada di rumah dan ayah di kantor. Begitu ayah pulang, Lita datang menemui di kamar dan tiba-tiba menawarkan loli. Ayahnya yang kadang2 terlalu sibuk di depan komputer hanya bilang "makasih" dan tanpa pikir panjang menerima tawaran Lita. Ternyata ini adalah semacam sogokan sehingga Lita pun punya alasan untuk 'menemani' ayahnya makan loli. Begitu ibu datang dan memergoki, Lita akan bilang "Cuma dua aja kok" sambil menunjukkan jarinya. Memang harus hati-hati kalau Lita menawarkan sesutu sama ayahnya. Sometimes it is too good to be true :))

Friday, September 05, 2008

Nick Jr.

Karena pertimbangan hiburan yang tidak memadai, akhirnya kami memutuskan untuk berlangganan TV programs. Lita tentu saja adalah salah satu alasan utama mengapa perlu langganan. Lita dengan tingkat penasarannya yang tinggi memerlukan media untuk mengembangkan imajinasinya. Selain membaca buku, nonton TV tentu saja adalah sarana yang tepat. Walaupun dalam beberapa hal, TV bisa sangat mengganggu. Karena itulah kami harus lebih selektif.

Sejak berlangganan TV, Lita betah berlama-lama di depan TV menyaksikan program-program Nick Jr. Lazy Town, Dora, Diego, Curious George adalah beberapa yang sangat digemari Lita. Terus terang, adanya TV ini sedikit mengurangi waktu membaca, which is not good at all. Ibu nampaknya sedang mencoba menyeimbangkan ini, ya nggak Bu he he eh? 

Lita dengan cepat hafal adegan dan dialog beberapa program karena memang diulang-ulang. Dari situ setidaknya Lita belajar dua hal. Pertama adalah listening Bahasa Inggris. Nggak tahu deh, berapa nilai IELTS Lita nanti kalau dites 3 tahun lagi :)) Kedua, dia belajar petualangan dan nilai-nilai hidup sederhana meskipun itu berlatar belakang budaya barat. Oleh karena itu juga, Lita masih diceritai Siap Selem atau Gobrak yang berlatar belakang budaya Timur, khususnya Bali. Sekali waktu diceritain juga Loro Jongrang dan sejenisnya. Mudah-mudahan dengan ini Lita akan seimbang pemahamannya akan budaya timur dan barat.

Saturday, August 30, 2008

Kuningan di Wollongong

Ini hari raya besar Hindu pertama yang kita rayakan sejak di Wollongong. Mengingat waktu Galungan ayah baru tiba dari Belanda dan kebetulan juga hari kerja, maka yang dirayakan hanya Kuningan.

Kali ini, Kuningan dilewati bersama keluarga baru di Wollongong, Mbak Alit dan Anik yang sedang belajar di UoW. Merekalah yang selama ini menjadi keluarga Bali di sini. Dengan mereka kita sering kumpul dan cerita-cerita seputar kampung halaman. Banyak yang kami obrolkan kalau sedang bertemu, mulai dari guyon-guyon seputar jodoh, hingga hal serius seputar agama. Menyenangkan memiliki keluarga di rantau.

Kuningan ini, Mbak Alit dan Anik masak ayam betutu yang enak sekali, sementara keluarga kami seperti biasa masak sate dan lawar serta nasi kuning tentu saja. Silahkan lihat foto-foto makanan yang ada di bawah.

Acara tentu saja dimulai dengan sembahyang bersama, diawali dengan tri sandya dan dilanjutkan panca sembah serta nunas tirta. Karena sudah tidak tahan menahan lapar, kitapun langsung menyerbu hidangan yang sudah disiapkan. Kuningan kali ini bernar-benar berkesan, tidak saja karena sembahyang bersama, tetapi juga karena makannya yang khas Bali dan khas Kuningan :)

Berpose setelah foto bersama :)) untuk tidak melanggar privasi, silahkan pembaca menyimpulkan mana Mb Alit dan mana Anik. Keduanya cantik dan baik hati, cuma satu udah laku, yang satu lagi masih bingung memilih he he he.


Soda aturan ala Asti :) Sajen kontemporer di tengah keterbatasan sarana.


Ini hidangan khas Bali untuk Kuningan kemarin. Ada nasi kuning, sate lilit babi (maaf ini haram) lawar, sambel sere, goreng teri, kacang goreng dan tentu saja ayam betutu andalan. Ini jerih payah bersama :)

Tuesday, August 19, 2008

Ayah ke Eropa

Sudah jadi kebiasaan ayah pergi meninggalkan keluarga. Lita sepertinya juga sudah terbiasa ditinggal bahkan sejak dalam kandungan he he he. Kali ini, dari tanggal 5-19 Agustus 2008, ayah pergi ke Eropa untuk presentasi sebuah paper di Oslo, Norway dan kunjungan ke Jerman serta Belanda. Silahkan simak cerita lengkap kunjungan ini di blog ayah atau blog batas maritim, atau website resmi ayah di UGM :)

Ini berberapa foto yang diabadikan di tiga negara tersebut.



Ayah di Vigelansparken di Oslo, Norwegia


Ayah di kota tua di Heidelberg, Jerman


Waktu mampir ke Belanda ayah sempat menghadiri upacara bendera 17 Agustus. Saat itu Andre diundang dari Indonsia dan tampil menghibur masyarakat Indonesia di sana. Karena dia memaksa, terpaksa ayah mau berfoto :))

Wednesday, August 13, 2008

English or Bahasa Indonesia?

Menjalani hari-hari pertama di Wollongong, tidak mudah untuk memutuskan apakah akan berbahasa Inggris atau Indonesia dengan Lita. Hal ini lebih nampak rumitnya ketika Lita mulai sekolah dan full berbahasa Inggris di sekolah. Di satu sisi kami menginginkan Lita mencapai kemajuan bahasa dengan cepat, sementara di sisi lain kami khawatir Lita akan lupa sama sekali dengan bahasa Indonesia. Ketakutan ini mungkin tidak perlu kalau saja Pekak dan Ninik nya di Bali bisa berbahasa Inggris. Memang tidak banyak yang bisa diharapkan soal bahasa dari beliau yang bahkan tidak sempat menamatkan SD :)

Setelah dipertimbangkan dengan baik, akhirnya kami memilih untuk tetap menggunakan bahasa Indonesia secara dominan di rumah. Alasannya sederhana saja, kami tidak ingin Lita lupa sama sekali dengan Bahasa Indonesia. Ini akan menyulitkan dia kelak kalau pulang ke tanah air :) Sementara itu,  sekali waktu kami mengajaknya berbahasa Inggris. Anak kecil memang luar biasa. Lita bisa mengerti Bahasa Inggris dengan cepat sekali. Seandainya saja kita orang dewasa bisa begitu he he. Dengan model ini, kelak ketika pulang dan dijemput Pekak, Ninik, Kakung dan Mbah Putrinya, Lita tetap bisa menyapa, dan tidak dengan "how are you?"

Friday, August 01, 2008

Alvin



Belakangan ini, kami sekeluarga memiliki kebiasaan menonton film Alvin and the Chipmunks.   Lita terutama, suka sekali dengan film ini dan menontonnya berkali-kali. Waktu belum punya DVD player, laptop ayahnya lah yang jadi bulan-bulanannya :)

Lita sampai hafal adegan dan dialognya, walaupun ketika itu dia belum begitu lancar berbahasa Inggris. Saking terobsesinya, Lita bahkan memberi peran Dav untuk ayahnya, Simon untuk dirinya dan Alvin untuk Ibu. Sedangkan Theodore diperankan oleh bonekanya. Memang ada-ada saja idenya Lita.