Sunday, July 29, 2007

Tuesday, July 24, 2007

Persiapan pulang

Dear Ibu dan Lita di tanah air,
Limabelas hari lagi ayah pulang ke tanah air. Hampir semuanya sudah disiapkan, kecuali bersih-bersih rumah sebelum ditinggalkan. Saat ini ayah lagi mengejar deadline laporan supaya ada yang ditinggalkan sebelum pulang. Clive sudah nanyakan beberapa kali he he he Ayah memang cukup asik dengan hal-hal lain selama ini. Tapi jangan khawatir, masih seputar menulis dan publikasi. Selama di Australia, Ayah sudah punya lebih dari 10 publikasi lo he he

Oh ya, ayah akan ke Bali tanggal 8 Agustus, kita ketemu di Bali ya. Tanggal 12 ke Jakarta dan 14 ke KL untuk konferensi. Tanggal 17 pulang ke Jkt, merayakan kemerdekaan di Air Asia he he. Setelah itu ayah akan ada di Bakosurtanal selama seminggu dan selanjutnya main ke UGM selama seminggu juga. Kalau tidak ada halangan ayah balik ke Aussie tanggal 14 September, 2 hari setelah Lita ulang tahun. Tapi ayah gak janji karena nampaknya akan ada kunjungan dari UN ke Australia sehingga ayah harus ada di tempat. Kita lihat saja nanti.

Oh ya, akhirnya perjalanan ayah ini dibiayai penuh oleh ANCORS, tiket pesawat dan biaya konferensi sudah dikasih kok.. senangnya bisa ketemu anak istri gratis he he he.

Berita bagus lainnya, rumahnya ada yang take over jadi urusannya mudah. Internet, listrik dan telepon juga di take over sekalian jadi ayah gak ada beban apa-apa dan bond bisa kembali tanpa hambatan. Syukurlah banyak diberi kemudahan. Makasih ya doanya.

Ok segitu dulu update saat ini, tetap semangat ya :)
I love you.
Ayah

Sunday, July 22, 2007

Senyum mereka semangatku


Ibu dengan berat hati harus meninggalkan Lita selama 5 hari karena harus bertugas ke Gorontalo... Setiap hari ibu merindukan kenakalannya, manjanya, senyumnya... Klo bisa dibilang 5 hari ini rasanya berjalan sangat lambat.
Ketika ibu sampai depan rumah, anak2 segera berhamburan menyambut kedatangan ibu. Lita sampai lari keluar rumah memanggil ibu.
Langsung ibu keluarkan oleh2 yg ibu beli di pesawat Sriwijaya Air. Untuk Nanda, sebuah pesawat rakitan. Untuk gita dan Lita sepasang glitter. Gembiranya mereka, rindu ibu pun
terobati melihat mereka tersenyum. Tidur siang
ketiganya minta tidur ama ibu... yang pada akhirnya Gita dan Lita tidur di kiri kanan ibu.... saat2 ini yg ibu rindukan.

Lita ternyata sudah mulai mengerti posisi ayah dan ibu. Waktu ditanya ibu kemana kemaren dek? " Keja ke Orontalo", ayah kemana dek? "Keja uga" Untuk apa kerja? "Beli cucu buat dek Ita".... Jawaban polos Lita yang buat ibu bahagia.

I love U honey,

Ibu

Thursday, July 12, 2007

My place in Wollongong at Wikimapia

Notes: Please click arrows to slide and [-] or [+] to zoom out and in

Wednesday, July 11, 2007

ULANG TAHUN IBU KE 28


Ulang Tahun sebenarnya bukanlah hal yg luar biasa menarik utk diceritakan karena akan selalu berulang setiap tahun, apalagi ibu sudah mengalaminya sampai 28 kali (red-udah tua ya). Tapi ada cerita dibalik ulang tahun ibu kali ini yg ingin ibu share utk semua....

Minggu, 8 Juli 2007 adalah tepatnya ulang tahun ibu. Ibu terbangun mendengar suara sms dari ayah dan mbah, keduanya mengucapkan Selamat Ulang Tahun. Belum sempat ibu jawab sms, keduanya menelpon... senang hati ibu walaupun jauh dihati ibu terasa sepi... (Lita and the gank baru akan pulang dari Bali sore hari) Tak apa... itulah hidup, ibu gak boleh sedih. Ibu naik sepeda berencana ke rumah Pakde Ari, berharap ada yg mengucapkan Ultah disana, sambil beli kue ultah utk diri ibu sendiri dg bertulis : "Happy B'day Ibu Tersayang" :)
Sayang, ternyata tak satupun di rumah pak De ingat ulangtahun ibu, so ibu pulang tanpa ucapan. Sedikit sedih sih, but never mind... Ibu pulang sambil ambil kue langsung ke rumah... didepan rumah Papa Nanda pun ternyata tidak tahu ibu ultah, sampai akhirnya ibu menunjukkan kue ultah ibu... Never mind... Tapi ada satu lagi yg melupakan ultah ibu, yaitu mama nanda, sampai akhirnya ibu harus bilang klo ada yg ultah... never mind.... I Know everybody has their own life :)
Yang penting dan membahagiakan adalah ketika anak2ku bisa ikut tiup lilin bersama... Terharu ibu setelah 2 minggu berpisah dg anak2 baru terasa mereka sangat berarti buat ibu.

Senin, 9 Juli 2007, pagi seperti biasa ibu mulai hari2 dengan cek email... surprise!!! sekitar 10 email lebih muncul dengan subject happy b'day... Paulien, mbak Maria, mBak Amalia, mBak Wulan, Bli Ode, mBak Dana, Bli Kusir, Bli Warsa, mas Ari, mas Wawan, Bli Tut, Atik, Bli Sujata. Ada juga yang menelpon dan sms, mas Bayu, Melna, mBok Iluh. Hampir setengah hari ibu disibukkan oleh menjawab email2 itu. Dalang dibalik itu semua adalah siapa lagi klo bukan ayah tercinta... Makasih ayah.

Selasa, 10 Juli 2007, seperti hari biasa gak beda. Cuman ada kejutan yg datang disore hari, kiriman bunga dari ayah... "Hari ini ada cinta, seperti hari2 lalu, Selamat ulang tahun"... Makasih ayah... Romantisme yang biasanya sudah dilupakan orang, tapi sangat bermakna dalam menjaga cinta. Temen2 banyak yg iri lho... mgkn mereka akan mengkopi metode ayah... hehehe


Begitulah sekilas cerita yg mungkin dianggap biasa, tapi sangat berarti buat ibu.... (foto2 akan segera menyusul ya)

Chatting sama Lita

Sunday, July 08, 2007

Touching moment

Minggu, 8 Juli 2008 adalah hari terakhir Lita liburan di Bali. Saatnya terbang kembali ke Bekasi menuju pangkuan Ibu.

Inilah saat-saat yang paling menyentuh bagi keluarga. Semua orang rumah melepas kepergian Lita di gapura, menyaksikan Lita yang sudah ada di mobil. Pekak dan Ninik mengantar Lita dan Kadek menuju Bandara. Sebelum masuk mobil Lita mencium semua orang untuk pamitan. Semua orang tanpa kecuali. Setelah masuk mobil, Lita pun melambaikan tangan tidak saja kepada keluarga yang menyaksikan penuh haru di gapura tetapi juga kepada para tetangga dekat yang menyaksikan dari depan rumah mereka. Lita melambaikan tangan ke kumpulan orang di sebelah kiri dan kanannya membuat semua orang tersenyum haru. Lita memang anak yang istimewa.

Selamat datang di pangkuan ibu ya...

Saturday, July 07, 2007

Lita dan anak entok

Kisah-kisah kecil selama di desa, selalu menarik bagi Lita. Salah satunya adalah cerita tentang anak entok (mentok) Pak Mang. Beberapa hari yang lalu telur-telur entoknya telah menetas dan kini Pak Mang memiliki beberapa ekor entok kecil yang tentu saja lucu-lucu. Pak Mang adalah kakaknya Pekak yang tinggal satu lingkungan rumah. Adalah hal biasa di Bali kalau ada beberapa keluarta tinggal dalam satu lingkungan rumah dengan satu Pura Keluarga (sanggah) tetapi masing-masing memiliki bangunan rumah sendiri. Satu lingkungan rumah ini ditandai dengan satu gapura dan satu sanggah.

Lita sangat menikmati bermain-main dengan anak entok. Bagi seorang Lita yang bahkan lahir di Sydney, melihat entok di alam nyata saja adalah pengalaman menakjubkan. Tentunya semua menjadi lebih istimewa lagi karena kini Lita bisa membelai-belai anak entok itu. Lita, kata Niniknya, sangat girang membelai anak-entok yang baru berumur beberapa hari. Bulu-bulunya pasti sangat halus dengan suara kikik kikik yang terdengar halus dari mulutnya. Semua itu membuat Lita semakin excitied.

Yang menyenangkan bagi Pak Mang dan semua orang di rumah termasuk Kak Ayan dan Kak Obo adalah Lita yang tidak takut dengan siapapun. Lita selalu cepat akrab dengan mereka, selalu tertarik dengan aktivitas bernuansa desa dan selalu mau kalau diajak melihat atau bahkan melakukan kegiatan itu. Lita tidak jarang minta ikut ke sawah ketika Kak Obo berangkat dengan cangkulnya. Begitu juga ketika Kan Ayan pergi melihat tanaman pertaniannya. Semua orang merasa Lita betah di rumah dan menjadi bagian dari keluarga. Awalnya banyak yang menduga Lita akan jadi anak kota, takut kotor, takut ayam, takut entok dan tidak mau dekat dengan babi yang bau. Ternyata anggapan itu salah. Lita sangat cepat dekat dengan hal-hal alami seperti itu. Sepertinya naluri alamiahnya sangat kuat.

Ayah jadi ingat masa kecil dulu ketika ayah memelihara berbagai jenis binatang dan dibiarkan berkeliaran di sekitar rumah. Mungkin tidak banyak orang ketika itu berhasil membuat burung emprit menjadi jinak, tekukur yang bisa datang ketika dipanggil, tupai yang berumah di gapura dan selalu menyambut ayah ketika pulang sekolah dan seekor kucing yang dengan setia berburu kadal di sawah sambil mengantarkan ayah mandi di pancuran. Cerita itu seperti bergema dan gemanya sampai ke Lita. Lita anak yang istimewa, seorang ksatria perempuan yang mencintai binatang...

Friday, July 06, 2007

Lita di desa

Sebelumnya Ibu sudah cerita kalau Lita ada di Bali sama Ninik dan Pekak nya. Biarpun Lita ada di Bali, kami selalu memantau perkembangannya. Bedanya, kini tidak bisa dengan webcam, harus lewat telepon he he he. Masih untung di desa ada telepon. Hal lain lagi, cerita seputar Lita di desa tidak akan dilengkapi foto karena memang di desa tidak ada kamera digital. Jangankan kamera digital, kamera analog saja tidak ada he he he. Ini beberapa cerita seputar Lita di desa.

Takut Anjing
Yang jadi ciri khas suasana desa di Bali adalah anjing yang berkeliaran dengan bebas. Tentu saja ini aneh sekali bagi Lita. Lita paling takut dengan anjing dan selalu teriak kalau didekati anjing. Padahal, menghindari anjing di Bali sama dengan menghindari sepeda motor. Tidak mungkin tidak bertemu. Saya bilang, populasi anjing di kampung sama dengan populasi motor. Setiap keluarga punya minimal satu :)
Setelah seminggu lebih di desa, Lita kini sudah terbiasa dengan anjing dan bahkan bisa tidur ditemani lolongan anjing di malam hari.

Lita degeng
Degeng itu artinya well-behave, tenang dan tidak rewel. Niniknya bilang, Lita bahkan sama sekali tidak pernah nangis. Nangis dua kali malam-malam karena bermimpi, sisanya happy. Kalau dulu Lita digigit nyamuk dan menimbulkan bekas, kali ini tidak lagi. Mungkin Lita sudah kebal :)

Lita ke sawah
Pekak-nya memang seorang petani, jadi cucunya pun harus mengenal pertanian. Lita paling senang diajak ke sawah melihat tanamannya Pekak. Pagi-pagi sudah diajak ke sawah atau ke ladang melihat tanaman. Bagi Lita, ini tentu saja pengalaman yang sangat berkesan. Mana pernah Lita melihat padi dan tanaman ketela rambat atau labu. De desa semuanya ada dan disaksikan dengan gratis. Lita perlu melihat kenyataan itu agar tahu dari mana ayahnya berasal dan dengan suasana apa ayahnya dibesarkan.

Lita mandi bola
Ini satu kegiatan yang sebenarnya tidak mencerminkan suasana desa. Tetapi niniknya kasihan karena sehari-hari Lita hanya bermain dengan ayam, itik, entok, anjing dan padi di sawah. Pengen juga sekali-sekali mengingatkan Lita dengan mainan yang biasa dilakukan di Jakarta dan Jogja, yaitu mandi bola he he he. Masih untung rumah tidak terlalu jauh dari Hardy's swalayan yang ada fasilitas mandi bolanya. Jadilah Lita menikmati juga permainan yang biasa dilakukannnya. Kalau saya bilang, ngajak Lita mandi bola sebenarnya tidak tepat saat berada di desa. Lebih baik kalau diajak mandi di sungai, atau di pancuran yang tidak jauh dari rumah. Tapi tidak apa-apa, Ninik Pekak-nya biar senang.

Lita banyak teman
Namanya juga desa, banyak anak-anak dan semua orang saling kenal. Setiap hari Lita menerima kunjungan dari teman-teman kecilnya yang betah di rumah hingga malam hari. Lita mulai berkomunikasi dengan bahasa anak-anak desa, sangat menyenangkan.

Lita semakin pintar bicara
Sejak di desa, Lita banyak berinteraksi dengan anak-anak kecil yang beragam sifatnya. Ini membuatnya semakin pintar biacara. Lita sudah bisa menirukan hampir semua kata-kata yang diucapkan Pekak atau Ninik. Setiap kali ditelepon ayah atau ibu, Lita selalu unjuk gigi dengan kosa kata barunya.

Begitulah Lita di desa, mungkin ibu punya cerita lain seputar Lita selama dia Bali.
Oh ya, tanggal 8 Juli Lita akan kembali ke pangkuan ibu di Bekasi. :)