Saturday, August 30, 2008

Kuningan di Wollongong

Ini hari raya besar Hindu pertama yang kita rayakan sejak di Wollongong. Mengingat waktu Galungan ayah baru tiba dari Belanda dan kebetulan juga hari kerja, maka yang dirayakan hanya Kuningan.

Kali ini, Kuningan dilewati bersama keluarga baru di Wollongong, Mbak Alit dan Anik yang sedang belajar di UoW. Merekalah yang selama ini menjadi keluarga Bali di sini. Dengan mereka kita sering kumpul dan cerita-cerita seputar kampung halaman. Banyak yang kami obrolkan kalau sedang bertemu, mulai dari guyon-guyon seputar jodoh, hingga hal serius seputar agama. Menyenangkan memiliki keluarga di rantau.

Kuningan ini, Mbak Alit dan Anik masak ayam betutu yang enak sekali, sementara keluarga kami seperti biasa masak sate dan lawar serta nasi kuning tentu saja. Silahkan lihat foto-foto makanan yang ada di bawah.

Acara tentu saja dimulai dengan sembahyang bersama, diawali dengan tri sandya dan dilanjutkan panca sembah serta nunas tirta. Karena sudah tidak tahan menahan lapar, kitapun langsung menyerbu hidangan yang sudah disiapkan. Kuningan kali ini bernar-benar berkesan, tidak saja karena sembahyang bersama, tetapi juga karena makannya yang khas Bali dan khas Kuningan :)

Berpose setelah foto bersama :)) untuk tidak melanggar privasi, silahkan pembaca menyimpulkan mana Mb Alit dan mana Anik. Keduanya cantik dan baik hati, cuma satu udah laku, yang satu lagi masih bingung memilih he he he.


Soda aturan ala Asti :) Sajen kontemporer di tengah keterbatasan sarana.


Ini hidangan khas Bali untuk Kuningan kemarin. Ada nasi kuning, sate lilit babi (maaf ini haram) lawar, sambel sere, goreng teri, kacang goreng dan tentu saja ayam betutu andalan. Ini jerih payah bersama :)

Tuesday, August 19, 2008

Ayah ke Eropa

Sudah jadi kebiasaan ayah pergi meninggalkan keluarga. Lita sepertinya juga sudah terbiasa ditinggal bahkan sejak dalam kandungan he he he. Kali ini, dari tanggal 5-19 Agustus 2008, ayah pergi ke Eropa untuk presentasi sebuah paper di Oslo, Norway dan kunjungan ke Jerman serta Belanda. Silahkan simak cerita lengkap kunjungan ini di blog ayah atau blog batas maritim, atau website resmi ayah di UGM :)

Ini berberapa foto yang diabadikan di tiga negara tersebut.



Ayah di Vigelansparken di Oslo, Norwegia


Ayah di kota tua di Heidelberg, Jerman


Waktu mampir ke Belanda ayah sempat menghadiri upacara bendera 17 Agustus. Saat itu Andre diundang dari Indonsia dan tampil menghibur masyarakat Indonesia di sana. Karena dia memaksa, terpaksa ayah mau berfoto :))

Wednesday, August 13, 2008

English or Bahasa Indonesia?

Menjalani hari-hari pertama di Wollongong, tidak mudah untuk memutuskan apakah akan berbahasa Inggris atau Indonesia dengan Lita. Hal ini lebih nampak rumitnya ketika Lita mulai sekolah dan full berbahasa Inggris di sekolah. Di satu sisi kami menginginkan Lita mencapai kemajuan bahasa dengan cepat, sementara di sisi lain kami khawatir Lita akan lupa sama sekali dengan bahasa Indonesia. Ketakutan ini mungkin tidak perlu kalau saja Pekak dan Ninik nya di Bali bisa berbahasa Inggris. Memang tidak banyak yang bisa diharapkan soal bahasa dari beliau yang bahkan tidak sempat menamatkan SD :)

Setelah dipertimbangkan dengan baik, akhirnya kami memilih untuk tetap menggunakan bahasa Indonesia secara dominan di rumah. Alasannya sederhana saja, kami tidak ingin Lita lupa sama sekali dengan Bahasa Indonesia. Ini akan menyulitkan dia kelak kalau pulang ke tanah air :) Sementara itu,  sekali waktu kami mengajaknya berbahasa Inggris. Anak kecil memang luar biasa. Lita bisa mengerti Bahasa Inggris dengan cepat sekali. Seandainya saja kita orang dewasa bisa begitu he he. Dengan model ini, kelak ketika pulang dan dijemput Pekak, Ninik, Kakung dan Mbah Putrinya, Lita tetap bisa menyapa, dan tidak dengan "how are you?"

Friday, August 01, 2008

Alvin



Belakangan ini, kami sekeluarga memiliki kebiasaan menonton film Alvin and the Chipmunks.   Lita terutama, suka sekali dengan film ini dan menontonnya berkali-kali. Waktu belum punya DVD player, laptop ayahnya lah yang jadi bulan-bulanannya :)

Lita sampai hafal adegan dan dialognya, walaupun ketika itu dia belum begitu lancar berbahasa Inggris. Saking terobsesinya, Lita bahkan memberi peran Dav untuk ayahnya, Simon untuk dirinya dan Alvin untuk Ibu. Sedangkan Theodore diperankan oleh bonekanya. Memang ada-ada saja idenya Lita.