Harus diakui, blog ini jarang sekali di-update. Meski begitu, bukan berarti kehidupan keluarga kami berhenti :) Lita tumbuh semakin besar, ayah tetap menjalankan keseharian jadi dosen di UGM sedangkan ibu bergabung kembali dengan PMPK UGM, menjadi peneliti.
Blog ini jarang diutak atik karena masing-masing memang sedikit sibuk. Ayah dan Ibu, walaupun setiap hari di depan komputer, memiliki tugas masing-masing yang harus didahulukan. Meski jarang diceritakan, kehidupan kami baik-baik saja kok :)
Lita masih tetap sekolah seperti biasa. Kata Bu Gurunya, Lita sudah mengerti percakapan Bahasa Inggris walaupun belum bisa menimpali dengan lancar. Satu dua kata sudah dia ucapkan dalam Bahasa Inggris, yang saya pribadi sebenarnya tidak prefer. Makanya ketika Ibu Gurunya menyarankan untuk mengajaknya berbahasa Inggris di rumah, saya hanya tersenyum. Jika semua lancar, sebentar lagi Lita akan berbahasa Inggris jauh lebih baik dari ayahnya. Kesulitan keluarga nanti mungkin justru dalam menjaga Bahasa Indonesianya. Sedapat mungkin kami tidak ingin hal ini menjadi parah.
Mungkin memang sudah nature-nya kalau orang tua akan membanggakan anaknya. Lepas dari itu, Lita memang anak yang istimewa di mata orang tuanya. Ketika umur 2 tahun, Lita sudah bisa mengelaborasi apa yang dia maksud dengan peragaan visual. Pernah suatu hari, ketika akan main kuda-kudaan dengan saya, dia minta sesuatu sebelum naik ke punggung saya. "Kuci mana", begitu terdengar dia berteriak. Kami semua kebetulan tidak mengerti sehingga bertanya-tanya. "Kuci itu lo yang untuk gini-gini", Lita mengejelaskan dengan mengambil sikap pura-pura duduk menaik turunkan tubuhnya. Kami semua tertawa karena menyadari yang dimaksudnya adalah kursi. Kursi itu akan digunakannya untuk naik ke punggung ayahnya. Walah Lita Lita...
Lita juga hafal nama-nama banyak orang secara lengkap. Nama yang dihafalkannya tentu saja nama diri sendiri, ayah, ibu, Kakak Nanda, dan Kakak Gita. Yang menarik, Lita juga hafal nama kakungnya secara lengkap. Selain nama, Lita juga hafal beberapa lagu Bahasa Inggris seperti ABC, Bingo, Twinkle2 Little Star, Head shoulders and toes, dll. Lita juga bisa menghitung dari 1 sampai 10 dalam dua bahasa.
Suatu hari pernah saya diajari bagaimana cara masuk di lorong sempit. Saya akan masuk di sela-sela mobil dan pintu garasi yang memang sempit. Waktu saya berjalan lurus biasa, dia manarik saya dan mengajari cara berjalan yang 'benar'. "Gini lo jalannya Yang.. gini lo" katanya sambil memperlihatkan gerakan jalan dengan tubuh miring sehingga gerakan menjadi ke samping bukan ke depan. Dengan begini tentu saja gerakan menjadi lebih mudah karena jarak antara tubuh saya dan mobil serta pintu menjadi lebih lebar. Lita Lita.. ada ada saja idenya :)
Benar kata orang, di umur menjelang 3 tahun, seorang anak menyerap sangat cepat dan menyimpannya dalam memori yang bisa permanen. Ibu pernah menasihati Lita agar tidak mengatakan "he eh" kalau mengatakan "ya". Hasilnya, Lita selalu memprotes siapa saja yang mengatakan "he eh". "Kok he eh sih, YA, gitu dong", katanya. Itu semua membuat kami harus lebih hati-hati mengatakan sesuatu.
Selain baiknya, kenakalannya tentu saja banyak. Salah satu yang susah hilang adalah makan yang sulit. Makannya dimut tapi tidak ditelan. Lita mungkin sudah hafal dengan istilah "kunyah telan ya" saking seringnya diucapkan. Lucunya, kalau melihat saya makan sekali waktu Lita datang dan berteriak "kunyah telan ya" dan kami semua tertawa.
Begitulah Lita. Cerdas dan nakal, at the same time. Kalau saya menyebutnya 'creative' :) Setidaknya bagi orang tuanya, dia begitu istimewa.
Blog ini jarang diutak atik karena masing-masing memang sedikit sibuk. Ayah dan Ibu, walaupun setiap hari di depan komputer, memiliki tugas masing-masing yang harus didahulukan. Meski jarang diceritakan, kehidupan kami baik-baik saja kok :)
Lita masih tetap sekolah seperti biasa. Kata Bu Gurunya, Lita sudah mengerti percakapan Bahasa Inggris walaupun belum bisa menimpali dengan lancar. Satu dua kata sudah dia ucapkan dalam Bahasa Inggris, yang saya pribadi sebenarnya tidak prefer. Makanya ketika Ibu Gurunya menyarankan untuk mengajaknya berbahasa Inggris di rumah, saya hanya tersenyum. Jika semua lancar, sebentar lagi Lita akan berbahasa Inggris jauh lebih baik dari ayahnya. Kesulitan keluarga nanti mungkin justru dalam menjaga Bahasa Indonesianya. Sedapat mungkin kami tidak ingin hal ini menjadi parah.
Mungkin memang sudah nature-nya kalau orang tua akan membanggakan anaknya. Lepas dari itu, Lita memang anak yang istimewa di mata orang tuanya. Ketika umur 2 tahun, Lita sudah bisa mengelaborasi apa yang dia maksud dengan peragaan visual. Pernah suatu hari, ketika akan main kuda-kudaan dengan saya, dia minta sesuatu sebelum naik ke punggung saya. "Kuci mana", begitu terdengar dia berteriak. Kami semua kebetulan tidak mengerti sehingga bertanya-tanya. "Kuci itu lo yang untuk gini-gini", Lita mengejelaskan dengan mengambil sikap pura-pura duduk menaik turunkan tubuhnya. Kami semua tertawa karena menyadari yang dimaksudnya adalah kursi. Kursi itu akan digunakannya untuk naik ke punggung ayahnya. Walah Lita Lita...
Lita juga hafal nama-nama banyak orang secara lengkap. Nama yang dihafalkannya tentu saja nama diri sendiri, ayah, ibu, Kakak Nanda, dan Kakak Gita. Yang menarik, Lita juga hafal nama kakungnya secara lengkap. Selain nama, Lita juga hafal beberapa lagu Bahasa Inggris seperti ABC, Bingo, Twinkle2 Little Star, Head shoulders and toes, dll. Lita juga bisa menghitung dari 1 sampai 10 dalam dua bahasa.
Suatu hari pernah saya diajari bagaimana cara masuk di lorong sempit. Saya akan masuk di sela-sela mobil dan pintu garasi yang memang sempit. Waktu saya berjalan lurus biasa, dia manarik saya dan mengajari cara berjalan yang 'benar'. "Gini lo jalannya Yang.. gini lo" katanya sambil memperlihatkan gerakan jalan dengan tubuh miring sehingga gerakan menjadi ke samping bukan ke depan. Dengan begini tentu saja gerakan menjadi lebih mudah karena jarak antara tubuh saya dan mobil serta pintu menjadi lebih lebar. Lita Lita.. ada ada saja idenya :)
Benar kata orang, di umur menjelang 3 tahun, seorang anak menyerap sangat cepat dan menyimpannya dalam memori yang bisa permanen. Ibu pernah menasihati Lita agar tidak mengatakan "he eh" kalau mengatakan "ya". Hasilnya, Lita selalu memprotes siapa saja yang mengatakan "he eh". "Kok he eh sih, YA, gitu dong", katanya. Itu semua membuat kami harus lebih hati-hati mengatakan sesuatu.
Selain baiknya, kenakalannya tentu saja banyak. Salah satu yang susah hilang adalah makan yang sulit. Makannya dimut tapi tidak ditelan. Lita mungkin sudah hafal dengan istilah "kunyah telan ya" saking seringnya diucapkan. Lucunya, kalau melihat saya makan sekali waktu Lita datang dan berteriak "kunyah telan ya" dan kami semua tertawa.
Begitulah Lita. Cerdas dan nakal, at the same time. Kalau saya menyebutnya 'creative' :) Setidaknya bagi orang tuanya, dia begitu istimewa.
No comments:
Post a Comment