Meskipun sudah sekitar 3 bulan sekolah, Lita masih menggunakan Bahasa Indonesia di rumah. Ini tentu saja karena ayah ibunya selalu berbahasa Indonesia dengannya di rumah. Alasan pertama tentunya untuk menjaga kemampuan Bahasa Indonesia Lita, sedangkan alasan kedua adalah karena tidak ingin Lita belaja Bahasa Inggris yang salah, terutama grammar dan pronunciation. Sebagus-bagusnya Bahasa Inggris kami, tetap saja bukan native. Jadi ingat seorang kawan lain yang selalu berbahasa Inggris dengan anaknya di rumah dan sekali waktu berteriak "What are you want?" berabe deh :)
Lita akan muncul Bahasa Inggrisnya dengan spontan kalau sedang panik. Misalnya suatu saat waktu jalan ke stasiun kereta di Wollongong, Lita, seperti biasa, tidak berhenti ngoceh bertanya. "Kok relnya di bawah yah? Kok relnya kosong, tidak ada keretanya" Saya pun menjelaskan satu-satu dengan sabar karena Lita tidak akan berhenti sampai mendapat penjelasan yang masuk akalnya. Dia akan bertanya lagi di tengah penjelasan saya dan umumnya dimulai dengan "kok." Saat sibuk menjelakan tiba-tiba dia berteriak "my hat my hat, it falls down!" Kalau lagi panik, Bahasa Inggrisnya otomatis keluar.
Hal lain yang juga menarik adalah kesalahan grammar. Walaupun diajari sama bule, Lita masih salah juga soal grammar. Lita memang paling getol soal warna. Kalau sedang memberi pilihan untuk ayah ibunya, Lita akan tanya "What do you like colour? Dia salah menempatkan kata colour. Kesalahan ini terutama terjadi di awal-awal. Kesalahan serupa juga terjadi pada obyek lain. Misalnya dia akan tanya "What do you want animal?" Maksudnya adalah "What animal do you want" Ini dia tanyakan dalam permainan nempel sticker yang berupa gambar-gambar binatang. Tapi setelah diajari beberapa kali akhirnya Lita bisa juga. Kalau saya goda dengan bilang "What do you like colour?" dia akan membetulkan "What colour do you like?"
Begitulah Lita, ada saja perkembangannya.
No comments:
Post a Comment