Friday, September 07, 2007

Sepuluh tahun pertama

Sepuluh tahun yang lalu, tapatnya tanggal 7 September 1997, kami bertemu untuk pertama kali. Ketika itu saya adalah mahasiswa tingkat dua dan Asti baru saja memulai perjalanannya di UGM. Begitulah seperti bisa ditebak, seorang senior tanggung memanfaatkan posisinya mendekati sang adik bak pahlawan kesiangan :) Asti yang masih belum menemukan jalannya, mungkin seperti mendapat pahlawan atau setidaknya teman dalam menjalani hari-hari. Demikianlah, singkat kata kami bersepakat menjalani hari-hari bersama. Kini hari itu telah berlalu selama sepuluh tahun. Waktu memang seperti terbang dan kami telah melewati banyak hal.

Pada peringatan sepuluh tahun pertama ini kami bahkan juga merayakan ulang tahun ke-2 putri kami, Lita. Alangkah banyaknya yang sudah terjadi. Dimulai dari pertemuan kecil yang dihiasi malu-malu di Balairung UGM, kini sudah ada seorang Lita. Jika tidak ikut menikmati, kejadiannya memang terasa sangat cepat. Lebih jauh lagi, banyak yang barangkali tidak bisa menebak apa saja yang sudah terjadi. Biarkan saya bercerita sedikit tentang sepuluh tahun ini.

15 November 1997 adalah saat pertemuan itu diresmikan jauh di Pura Mandaragiri, Gunung Semeru sana. Layaknya dua anak muda, hari-hari dihiasi keindahan dan juga pasti duka. Saya pribadi banyak belajar arti kesabaran dan menjadi sedikit lebih sabar karena Asti, itu pasti. Selama berpacaran, kami adalah dua anak muda biasa. Ngapel malam minggu, saya rajin memberi bunga mawar, naik motor malam minggu hingga agak larut, makan di angkringan, main di Kaliurang, menghabiskan waktu di kos saya dan lain-lain termasuk bolos kuliah :)

Tahun 2001, ketika cinta berumur empat tahun saya memulai karir di dunia kerja, berpisah sementara ketika saya ada di Malang, Surabaya dan Jakarta hingga akhir 2002. Waktu juga yang membuat kami bersama lagi di Jogja awal 2003 ketika saya memutuskan jadi dosen di UGM.

14 April 2003, pernikahan adalah tanda kesepakatan kami sudah final dan mengikat ketika cinta berumur enam tahun. Ritual yang bagi kami sangat berkesan adalah buah tangan orang tua di Bali. Tidak akan terbalas. Awal tahun 2004 kami mengembara ke negeri Kangguru karena saya harus memperdalam kanuragan. September 2005, ketika kebersamaan sudah 8 tahun, Lita lahir dengan selamat disaksikan keempat grandparents-nya di sebuah rumah sakit di Sydney. Pengalaman yang tak akan terlupa.

Awal 2006 kami pulang ke Jogja, memulai hidup baru yang tanpa sadar sebelumnya tidak sempat kami lakukan. Semuanya relatif semu sebelumnya, seperti tidak menginjak bumi karena terlalu banyak kemudahan yang diberikan oleh waktu. Waktu berlalu cepat, Asti praktik di klinik dan menjadi asisten peneliti di UGM. Saya sendiri asik dengan pekerjaan dosen. Di akhir 2006 kejutan muncul lagi. Saya diterima sebagai peneliti tamu atas dukungan UN-Nippon Foundation di Australia dan di US, sedangkan Asti diterima bekerja di WHO. Kami harus berpisah untuk beberapa saat. Bukan keputusan yang sangat baik, setidaknya kata beberapa kawan saya, tetapi toh harus kami lewati. Setidaknya hari ini semua sudah hampir selesai. Saya masih akan di US selama beberapa saat dan Asti akan segera menyelesaikan kontraknya dengan WHO. Tapi bukan berarti perjuangan selesai. Saya diam-diam telah menyiapkan kejutan lain yang mungkin akan membuat hidup kami seperti layang-layang lagi, saya tidak tahu.

Selamat ulang tahun cinta, satu dasawarsa adalah saat yang baik menilai pelajaran.

2 comments:

Anonymous said...

Salute!!! Bravo buat kalian berdua. For your eternal love...

Anonymous said...

"Minta Adek dong,Ayah...", kata Lita