Thursday, October 11, 2007

Bertemu Pak Marty

Dear Ibu, Lita dan pembaca :)

Nampaknya belakangan ini hanya Ayah yang rajin nulis ya, ibu sibuk sekali he he he. Ok no worries, silahkan Ibu selesaikan dulu kerjaannya, setelah itu sempatkan posting ya.

Hari ini sangat istimewa bagi ayah karena sempat bertemu Bapak Marty Natalegawa, Dutebesar Luar Biasa Indonesia untuk Perwakilan Tetap kita di PBB. Bapak Marty ini istimewa karena beliau adalah pejabat tinggi plus karena beliau mencapai jabatan tinggi itu di usia yang sangat amat muda. Pak Marty sudah mejabat Duta Besar untuk UK di usia 43 dan sekarang beliau baru berusia 44 tahun. Sangat muda untuk ukuran seorang Duta Besar. Oleh karenanya, tentu tidak berlebihan kalau ayah bilang bahwa bertemu Pak Marty adalah keistimewaan.

Ibu dan Lita mau tahu bagaimana awal mulanya?
Suatu saat ayah berada di Sekretariat PBB di 1st Avenue, Manhattan, untuk mengantar seorang kawan dari Filipina membuka rekening bank. Ketika menunggu, tiba-tiba terdengar seseorang berbicara di telepon dalam Bahasa Indonesia. Tidak terlalu umum mendengar orang bebahasa Indonesia di Gedung PBB, jadi ayah perhatikan. Ternyata orang itu adalah Pak Marty. Tentu saja ayah tahu karena beliau sangat populer di koran dan TV.

Ayah putuskan untuk menyapa saat beliau sudah selesai menelpun. Terjadilah pembicaraan, ayah berbasa basi sejenak dan beliau bertanya apa yang ayah lakukan di New York. Ayahpun kemudian menjelaskan. Beliau sangat tertarik karena topik batas maritim dan hukum laut sangat terkait dengan posisinya. Tanpa berpanjang-panjang beliau mengundang ayah untuk datang ke kantornya. "Silahkan kotak sekretaris saya untuk mengatur waktu pertemuan", begitu katanya.

Hari ini ayah betemu beliau, didampingi Pak Adam, staff hukumnya. Pertemuan sangat baik, juga produktif. Terlihat Pak Marty memang seorang diplomat yang progressif. Belaiau anti birokrasi yang berbelit-belit itu terlihat dari komentarnya. Pak Marty juga seorang pendengar yang baik.
Acara ditutup dengan buka bersama. Ayah tentu saja termasuk orang yang ikut saur, tetap makan siang dan selalu semangat untuk buka :) Ayah juga berkenalan dengan banyak diplomat di PTRI, termasuk dengan Bapak Putu, penasihat militer PTRI yang adalah ahli rudal. Beliau juga sangat bersahabat, seorang tentara yang saintis.

No comments: