Saturday, July 07, 2007

Lita dan anak entok

Kisah-kisah kecil selama di desa, selalu menarik bagi Lita. Salah satunya adalah cerita tentang anak entok (mentok) Pak Mang. Beberapa hari yang lalu telur-telur entoknya telah menetas dan kini Pak Mang memiliki beberapa ekor entok kecil yang tentu saja lucu-lucu. Pak Mang adalah kakaknya Pekak yang tinggal satu lingkungan rumah. Adalah hal biasa di Bali kalau ada beberapa keluarta tinggal dalam satu lingkungan rumah dengan satu Pura Keluarga (sanggah) tetapi masing-masing memiliki bangunan rumah sendiri. Satu lingkungan rumah ini ditandai dengan satu gapura dan satu sanggah.

Lita sangat menikmati bermain-main dengan anak entok. Bagi seorang Lita yang bahkan lahir di Sydney, melihat entok di alam nyata saja adalah pengalaman menakjubkan. Tentunya semua menjadi lebih istimewa lagi karena kini Lita bisa membelai-belai anak entok itu. Lita, kata Niniknya, sangat girang membelai anak-entok yang baru berumur beberapa hari. Bulu-bulunya pasti sangat halus dengan suara kikik kikik yang terdengar halus dari mulutnya. Semua itu membuat Lita semakin excitied.

Yang menyenangkan bagi Pak Mang dan semua orang di rumah termasuk Kak Ayan dan Kak Obo adalah Lita yang tidak takut dengan siapapun. Lita selalu cepat akrab dengan mereka, selalu tertarik dengan aktivitas bernuansa desa dan selalu mau kalau diajak melihat atau bahkan melakukan kegiatan itu. Lita tidak jarang minta ikut ke sawah ketika Kak Obo berangkat dengan cangkulnya. Begitu juga ketika Kan Ayan pergi melihat tanaman pertaniannya. Semua orang merasa Lita betah di rumah dan menjadi bagian dari keluarga. Awalnya banyak yang menduga Lita akan jadi anak kota, takut kotor, takut ayam, takut entok dan tidak mau dekat dengan babi yang bau. Ternyata anggapan itu salah. Lita sangat cepat dekat dengan hal-hal alami seperti itu. Sepertinya naluri alamiahnya sangat kuat.

Ayah jadi ingat masa kecil dulu ketika ayah memelihara berbagai jenis binatang dan dibiarkan berkeliaran di sekitar rumah. Mungkin tidak banyak orang ketika itu berhasil membuat burung emprit menjadi jinak, tekukur yang bisa datang ketika dipanggil, tupai yang berumah di gapura dan selalu menyambut ayah ketika pulang sekolah dan seekor kucing yang dengan setia berburu kadal di sawah sambil mengantarkan ayah mandi di pancuran. Cerita itu seperti bergema dan gemanya sampai ke Lita. Lita anak yang istimewa, seorang ksatria perempuan yang mencintai binatang...

No comments: