Friday, July 06, 2007

Lita di desa

Sebelumnya Ibu sudah cerita kalau Lita ada di Bali sama Ninik dan Pekak nya. Biarpun Lita ada di Bali, kami selalu memantau perkembangannya. Bedanya, kini tidak bisa dengan webcam, harus lewat telepon he he he. Masih untung di desa ada telepon. Hal lain lagi, cerita seputar Lita di desa tidak akan dilengkapi foto karena memang di desa tidak ada kamera digital. Jangankan kamera digital, kamera analog saja tidak ada he he he. Ini beberapa cerita seputar Lita di desa.

Takut Anjing
Yang jadi ciri khas suasana desa di Bali adalah anjing yang berkeliaran dengan bebas. Tentu saja ini aneh sekali bagi Lita. Lita paling takut dengan anjing dan selalu teriak kalau didekati anjing. Padahal, menghindari anjing di Bali sama dengan menghindari sepeda motor. Tidak mungkin tidak bertemu. Saya bilang, populasi anjing di kampung sama dengan populasi motor. Setiap keluarga punya minimal satu :)
Setelah seminggu lebih di desa, Lita kini sudah terbiasa dengan anjing dan bahkan bisa tidur ditemani lolongan anjing di malam hari.

Lita degeng
Degeng itu artinya well-behave, tenang dan tidak rewel. Niniknya bilang, Lita bahkan sama sekali tidak pernah nangis. Nangis dua kali malam-malam karena bermimpi, sisanya happy. Kalau dulu Lita digigit nyamuk dan menimbulkan bekas, kali ini tidak lagi. Mungkin Lita sudah kebal :)

Lita ke sawah
Pekak-nya memang seorang petani, jadi cucunya pun harus mengenal pertanian. Lita paling senang diajak ke sawah melihat tanamannya Pekak. Pagi-pagi sudah diajak ke sawah atau ke ladang melihat tanaman. Bagi Lita, ini tentu saja pengalaman yang sangat berkesan. Mana pernah Lita melihat padi dan tanaman ketela rambat atau labu. De desa semuanya ada dan disaksikan dengan gratis. Lita perlu melihat kenyataan itu agar tahu dari mana ayahnya berasal dan dengan suasana apa ayahnya dibesarkan.

Lita mandi bola
Ini satu kegiatan yang sebenarnya tidak mencerminkan suasana desa. Tetapi niniknya kasihan karena sehari-hari Lita hanya bermain dengan ayam, itik, entok, anjing dan padi di sawah. Pengen juga sekali-sekali mengingatkan Lita dengan mainan yang biasa dilakukan di Jakarta dan Jogja, yaitu mandi bola he he he. Masih untung rumah tidak terlalu jauh dari Hardy's swalayan yang ada fasilitas mandi bolanya. Jadilah Lita menikmati juga permainan yang biasa dilakukannnya. Kalau saya bilang, ngajak Lita mandi bola sebenarnya tidak tepat saat berada di desa. Lebih baik kalau diajak mandi di sungai, atau di pancuran yang tidak jauh dari rumah. Tapi tidak apa-apa, Ninik Pekak-nya biar senang.

Lita banyak teman
Namanya juga desa, banyak anak-anak dan semua orang saling kenal. Setiap hari Lita menerima kunjungan dari teman-teman kecilnya yang betah di rumah hingga malam hari. Lita mulai berkomunikasi dengan bahasa anak-anak desa, sangat menyenangkan.

Lita semakin pintar bicara
Sejak di desa, Lita banyak berinteraksi dengan anak-anak kecil yang beragam sifatnya. Ini membuatnya semakin pintar biacara. Lita sudah bisa menirukan hampir semua kata-kata yang diucapkan Pekak atau Ninik. Setiap kali ditelepon ayah atau ibu, Lita selalu unjuk gigi dengan kosa kata barunya.

Begitulah Lita di desa, mungkin ibu punya cerita lain seputar Lita selama dia Bali.
Oh ya, tanggal 8 Juli Lita akan kembali ke pangkuan ibu di Bekasi. :)

No comments: